Hosting Gratis

Search

Perhatian

Sebelumnya Penulis minta maaf jika anda terganggu karena ada nya iklan di Blog Saya, jika anda mengeklik halaman ini. Penulis Minta maaf sebesar-besarnya kepada pengunjung blog karena Iklan ini merupakan bawaan Tema yang ada !
Sekali lagi Penulis Minta maaf

Artikel Terbaru

Dalil Aqli dan Naqli Tentang kebenaran Al Qur'an

Assalamualaikum, 
Selamat pagi masih bertemu dengan saya, kali ini saya akan berbagi ilmu agama, ada salah satu hadist nabi yang menerangkan tentang bagikanlah ilmu walaupun hanya satu ayat.
Kali ini saya akan berbagi ilmu tentang kebenaran Al Qur'an Menurut dalil Naqli & Aqli (Menurut akal)
Pertama-tama saya akan menjelaskan kebenaran Alqur'an menurut dalil Naqli yang sedikit saya kutip dari gallerydunia.com yaitu :

Keaslian al-Qur'an di kalangan Muslim adalah suatu kepastian, susunan dan materinya. Selain karena penjagaan Allah, hal ini tidak lepas dari usaha Rasulullah dan para penerusnya hingga saat ini dalam menjaga keaslian al-Qur'an; huruf perhuruf, ayat perayat, hingga surat dan susunannya. Dengan begitu umat Muslim terhindar dari peringatan Allah swt. untuk tidak merubah al-Qur'an sebagaimana yang pernah dilakukan oleh umat sebelumnya


(Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?] (QS. al-Baqarah: 75).

Allah Swt. telah menjanjikan suatu penjagaan bagi kitab terakhir yang pernah diturunkan kepada umat manusia ini

[Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.] (QS. Al-Hijr : 9).

Dan sekaligus menjadi bukti bahwa Muhammad adalah nabi akhir zaman, sebab ajarannya tetap terpelihara dan tak satupun umatnya berani merubah walaupun satu huruf. Janji Allah tersebut setidaknya terbukti dengan upaya-upaya penjagaan oleh kaum Muslim yang telah berlangsung selama lebih dari 14 Abad. Upaya tersebut dapat disimpulkan dalam dua cara : Penulisan Mushhaf seperti yang sampai kepada kita, dan upaya penghafalan oleh para Qurra' (pengkaji al-Qur'an) yang tersebar dipenjuru dunia Islam. Dua macam upaya ini sudah berjalan sejak zaman Rasulullah saat wahyu diturunkan.

Sejarah penulisan dan penjagaan wahyu ini akan kami sajikan secara ringkas berdasarkan hadits dan riwayat sahabat. Riwayat merupakan sumber dalam penulisan sejarah -khususnya tentang masalah ini- yang tidak bisa begitu saja diabaikan, apalagi materi riwayat tersebut tidaklah bertentangan dengan akal sehat, dan diriwayatkan dengan seleksi penerimaan yang sangat ketat. Seleksi yang selain berdasarkan materi juga kejujuran periwayat yang mungkin jarang -nyaris mustahil- kita dapatkan pada masa sekarang. Kita bisa bayangkan ketika perowi yang ditemukan ingin menangkap ayam dengan menggunakan biji sebagai umpan, riwayatnya tidak bisa diterima karena dianggap tidak jujur kepada hewan, apalagi kepada manusia. Suatu seleksi yang sangat ketat hingga hasilnya sangat layak untuk kita jadikan sandaran hukum dan penulisan suatu sejarah seperti bahasan kita kali ini.

Kalau toh ada yang mengatakan riwayat-riwayat di bawah ini adalah fiksi, kita bisa menilai mana yang lebih akurat apakah perowi yang telah menulis riwayat tersebut beberapa abad yang lalu (dimana lebih dekat dengan kejadian, dan tradisi lesan masih sangat kuat serta seleksi yang sangat ketat) ataukah mereka yang datang setelah beberapa abad kemudian dengan alasan "Ilmiah" tiba-tiba mengatakan riwayat tersebut "fiksi". Selama materi riwayatnya tidak menyiratkan hal yang di buat-buat kenapa harus ditolak, kecuali jika bertentangan dengan bukti lain yang lebih akurat.

Dalil Aqli (Akal)  kebenaran Alqur'an

1. Tiada hari tanpa melafalkan atau membaca ayat-ayat Al Qur'an
Maksudnya yaitu tiap hari dan tiap jam bahkan tiap menit Al Qur'an selalu dilantunkan atau dibaca baik pada saat membaca Al Qur'an biasa Maupun dibaca pada waktu shalat
2. Tidak ada nama pengarang  yang ditulis didalam Al Qur'an
Maksudnya yaitu didalam Al Qur'an tidak ada nama pengarangnya, berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yaitu Taurat (Perjanjian Lama), Zabur, maupun Injil (Coba di cek pasti ada nama pengarangnya).
3. Tiap Al Qur'an walaupun ada terjemahanya ke berbagai bahasa (Huruf Latin) tetapi di sampingnya pasti ada Huruf Arab nya.
Berbeda dengan kitab-kitab yang lain coba lihat kitab injil (Perjajian Baru) pasti hanya ada Terjemahannya saja (huruf latin nya saja) tidak ada teks asli dari awal turunya kitab itu.


Sekian dari saya mohon maaf bila ada kesalahan.
Oh iya, kalo anda ditanya keaslian alqur'an menurut Akal tinggal Jawab aja seperti jawaban diatas !

Wasalamualaikum
Keaslian al-Qur'an di kalangan Muslim adalah suatu kepastian, susunan dan materinya. Selain karena penjagaan Allah, hal ini tidak lepas dari usaha Rasulullah dan para penerusnya hingga saat ini dalam menjaga keaslian al-Qur'an; huruf perhuruf, ayat perayat, hingga surat dan susunannya. Dengan begitu umat Muslim terhindar dari peringatan Allah swt. untuk tidak merubah al-Qur'an sebagaimana yang pernah dilakukan oleh umat sebelumnya

(Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?] (QS. al-Baqarah: 75).

Allah Swt. telah menjanjikan suatu penjagaan bagi kitab terakhir yang pernah diturunkan kepada umat manusia ini

[Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.] (QS. Al-Hijr : 9).

Dan sekaligus menjadi bukti bahwa Muhammad adalah nabi akhir zaman, sebab ajarannya tetap terpelihara dan tak satupun umatnya berani merubah walaupun satu huruf. Janji Allah tersebut setidaknya terbukti dengan upaya-upaya penjagaan oleh kaum Muslim yang telah berlangsung selama lebih dari 14 Abad. Upaya tersebut dapat disimpulkan dalam dua cara : Penulisan Mushhaf seperti yang sampai kepada kita, dan upaya penghafalan oleh para Qurra' (pengkaji al-Qur'an) yang tersebar dipenjuru dunia Islam. Dua macam upaya ini sudah berjalan sejak zaman Rasulullah saat wahyu diturunkan.

Sejarah penulisan dan penjagaan wahyu ini akan kami sajikan secara ringkas berdasarkan hadits dan riwayat sahabat. Riwayat merupakan sumber dalam penulisan sejarah -khususnya tentang masalah ini- yang tidak bisa begitu saja diabaikan, apalagi materi riwayat tersebut tidaklah bertentangan dengan akal sehat, dan diriwayatkan dengan seleksi penerimaan yang sangat ketat. Seleksi yang selain berdasarkan materi juga kejujuran periwayat yang mungkin jarang -nyaris mustahil- kita dapatkan pada masa sekarang. Kita bisa bayangkan ketika perowi yang ditemukan ingin menangkap ayam dengan menggunakan biji sebagai umpan, riwayatnya tidak bisa diterima karena dianggap tidak jujur kepada hewan, apalagi kepada manusia. Suatu seleksi yang sangat ketat hingga hasilnya sangat layak untuk kita jadikan sandaran hukum dan penulisan suatu sejarah seperti bahasan kita kali ini.

Kalau toh ada yang mengatakan riwayat-riwayat di bawah ini adalah fiksi, kita bisa menilai mana yang lebih akurat apakah perowi yang telah menulis riwayat tersebut beberapa abad yang lalu (dimana lebih dekat dengan kejadian, dan tradisi lesan masih sangat kuat serta seleksi yang sangat ketat) ataukah mereka yang datang setelah beberapa abad kemudian dengan alasan "Ilmiah" tiba-tiba mengatakan riwayat tersebut "fiksi". Selama materi riwayatnya tidak menyiratkan hal yang di buat-buat kenapa harus ditolak, kecuali jika bertentangan dengan bukti lain yang lebih akurat.
- See more at: http://www.gallerydunia.com/2011/01/alquran-keaslian-nya-hingga-akhir-zaman.html#sthash.n1EwLCR2.dpuf
Keaslian al-Qur'an di kalangan Muslim adalah suatu kepastian, susunan dan materinya. Selain karena penjagaan Allah, hal ini tidak lepas dari usaha Rasulullah dan para penerusnya hingga saat ini dalam menjaga keaslian al-Qur'an; huruf perhuruf, ayat perayat, hingga surat dan susunannya. Dengan begitu umat Muslim terhindar dari peringatan Allah swt. untuk tidak merubah al-Qur'an sebagaimana yang pernah dilakukan oleh umat sebelumnya

(Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?] (QS. al-Baqarah: 75).

Allah Swt. telah menjanjikan suatu penjagaan bagi kitab terakhir yang pernah diturunkan kepada umat manusia ini

[Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.] (QS. Al-Hijr : 9).

Dan sekaligus menjadi bukti bahwa Muhammad adalah nabi akhir zaman, sebab ajarannya tetap terpelihara dan tak satupun umatnya berani merubah walaupun satu huruf. Janji Allah tersebut setidaknya terbukti dengan upaya-upaya penjagaan oleh kaum Muslim yang telah berlangsung selama lebih dari 14 Abad. Upaya tersebut dapat disimpulkan dalam dua cara : Penulisan Mushhaf seperti yang sampai kepada kita, dan upaya penghafalan oleh para Qurra' (pengkaji al-Qur'an) yang tersebar dipenjuru dunia Islam. Dua macam upaya ini sudah berjalan sejak zaman Rasulullah saat wahyu diturunkan.

Sejarah penulisan dan penjagaan wahyu ini akan kami sajikan secara ringkas berdasarkan hadits dan riwayat sahabat. Riwayat merupakan sumber dalam penulisan sejarah -khususnya tentang masalah ini- yang tidak bisa begitu saja diabaikan, apalagi materi riwayat tersebut tidaklah bertentangan dengan akal sehat, dan diriwayatkan dengan seleksi penerimaan yang sangat ketat. Seleksi yang selain berdasarkan materi juga kejujuran periwayat yang mungkin jarang -nyaris mustahil- kita dapatkan pada masa sekarang. Kita bisa bayangkan ketika perowi yang ditemukan ingin menangkap ayam dengan menggunakan biji sebagai umpan, riwayatnya tidak bisa diterima karena dianggap tidak jujur kepada hewan, apalagi kepada manusia. Suatu seleksi yang sangat ketat hingga hasilnya sangat layak untuk kita jadikan sandaran hukum dan penulisan suatu sejarah seperti bahasan kita kali ini.

Kalau toh ada yang mengatakan riwayat-riwayat di bawah ini adalah fiksi, kita bisa menilai mana yang lebih akurat apakah perowi yang telah menulis riwayat tersebut beberapa abad yang lalu (dimana lebih dekat dengan kejadian, dan tradisi lesan masih sangat kuat serta seleksi yang sangat ketat) ataukah mereka yang datang setelah beberapa abad kemudian dengan alasan "Ilmiah" tiba-tiba mengatakan riwayat tersebut "fiksi". Selama materi riwayatnya tidak menyiratkan hal yang di buat-buat kenapa harus ditolak, kecuali jika bertentangan dengan bukti lain yang lebih akurat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Dika Trisna said...

oppo iki ora ngerti

Mia Novitasari said...

Adakah pembahasan tentang dalil aqli bahwa Al Qur'an adalah kitab suci yang terakhir?

Post a Comment